Kamis, 26 April 2012

Sholat Sunnah Qabliyah dan Ba'diyah Jum'at

Para ulama sepakat bahwa sholat sunnat yang di lakukan setelah sholat Jum'at adalah sunnah dan termasuk rawatib ba'diyah Jum'at. seperti yang di riwayatkan oleh Imam muslim dan Imam Bukhori. Sedangkan sholat sunnah sebelum sholat Jum'at terdapat dua kemungkinan:
1. Sholat sunnat mutlaq, hukumnya sunnat. Waktu pelaksanannya berakhir pada saat imam memulai khutbah.
2. Sholat sunnat Qobliyah Jum'at. Para ulama berbeda pendapat seputar masalah ini, yaitu sbb. :
a. Dianjurkan melaksanakannya. Pendapat ini di kemukakan oleh Imam abu Hanifah, pengikut Imam Syafi'i (menurut pendapat yang dalilnya lebih jelas) dan pendapat Pengikut Imam Ahmad bin Hanbal dalam riwayatnya yang tidak masyhur.
b. Tidak di anjurkan untuk melaksanakannya.yaitu pendapat imam Malik, pengikut Imam Ahmad bin Hanbal dalam riwayatnya yang masyhur. Dalil yang menyatakan dianjurkannya sholat sunnat qobliyah Jum'at:

SHALAT JUM'AT


Disusun Oleh:
Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry
Penerjemah :
Team Indonesia
Murajaah :
Abu Ziyad


·     Allah mensyari'atkan bagi umat islam beberapa perkumpulan untuk menguatkan hubungan dan menjalin keakraban di atara mereka, ada pertemuan desa, yaitu shalat lima waktu, ada pertemuan kota, yaitu shalat jum'at dan dua hari raya, dan ada pertemuan internasional, di waktu haji di mekah, inilah pertemuan umat islam, pertemuan kecil, sedang, dan besar. 

Senin, 23 April 2012

Sendirian Dalam Keramaian

Maksudnya pada zahir, Salik bergaul dengan manusia dan pada batinnya dia kekal bersama Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ada dua jenis khalwat yaitu Khalwat eksternal atau disebut sebagai Khalwat Saghir yakni khalwat kecil dan Khalwat Internal atau disebut sebagai Khalwat Kabir yang berarti khalwat besar atau disebut sebagai Jalwat. Khalwat eksternal mengharuskan Salik agar mengasingkan dirinya di tempat yang sunyi dan jauh dari kesibukan manusia. Sendirian Salik berfokus kepada zikirullah dan Muraqabah untuk mencapai kesaksian Kebesaran dan Keagungan Kerajaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bila sudah mencapai fana melalui zikir pikir dan semua indera eksternal difanakan, pada waktu itu indera internal bebas menenjelajahi  ke Alam Kebesaran dan Keagungan Kerajaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.Ini berikutnya akan membawa ke Khalwat Internal.

Minggu, 22 April 2012

Mengembalikan Fungsi Masjid

Berasal dari bahasa Arab, masjid secara etimologis berarti tempat sujud. Sedangkan secara terminologis, masjid adalah tempat melakukan kegiatan ibadah dalam makna luas. Dengan demikian, masjid merupakan bangunan yang sengaja didirikan umat muslim untuk melaksanakan shalat berjamaah dan berbagai keperluan lain yang terkait dengan kemaslahatan umat muslim.
Akan tetapi, bila mencermati perkembangan dewasa ini, fungsinya yang kedua ini cenderung mulai berkurang, hal ini lantaran masjid sering hanya dipahami semata-mata untuk sujud sebagaimana dilakukan dalam shalat. Masjid memiliki peran yang signifikan dalam mengembangkan dan membangun kapabilitas intelektual umat, kegiatan sosial kemasyarakatan, meningkatkan perekonomian umat, dan menjadi ruang diskusi untuk mencari solusi permasalahan umat terkini

Mencintai Rasul

Suatu ketika Rasulullah mengambil dan  memegang tangan Umar bin Khaththab, begitu girangnya Umar berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh engkau orang yang paling aku cintai dari apapun kecuali diriku”. Nabi saw bersabda, "Tidak, demi jiwa ku yang ada di tanganNya (tidak dikatakan beriman) sehingga aku lebih engkau cintai dari pada dirimu sendiri". Umar ra berkata, ”Kalau demikian, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri”. Nabi saw bersabda, "Sekarang (telah benar keimananmu) wahai Umar". (H.R. Bukhari 8:161)

Itu adalah sikap tinggi dalam cinta (kepada Rasulullah saw), yaitu ketika seorang muslim menempatkan Rasulullah saw di atas kepentingan diri dan nafsu nya, kecintaan kepada Rasul saw atau sunnahnya lebih di dahulukan, terutama ketika terjadi konflik kepentingan di antara perintah Rasulullah atau sunnahnya dengan kepentingan diri atau nafsunya, mana yang akan didahulukan dan menjadi keputusannya ? Di sinilah keimanan yang tertuang dalam kecintaan terhadap Rasulullahsaw akan teruji.

Syetan Bawel dan Syetan Bisu

"Orang yang bicaranya hal-hal yang bathil, namanya syetan bawel. Sedang diam terhadap kebenaran, namanya syetan bisu.”
Kata-kata bijak di atas adalah ucapan Syaikh Abu 'Ali Ad-Daqqaq, seorang zahid, arif dan alim kelahiran Naisaburi, Irak. Imam Al-Qusyairi, seorang mufassir (ahli tafsir) dan muhaddits (ahli hadits) melengkapi kata bijak gurunya ini di bukunya Risalah Qusyairiyah pada bab As-Shumtu (diam) hal. 62, “Diam pada waktunya, sifat utama kaum lelaki. Dan berbicara pada tempatnya, seutama-utama perkara".


Allah Itu Dekat

Ada kebahagiaan yang tak mampu disandingkan dengan ke mewahan duniawi, yaitu kedekatan kepada Allah. Selalu merasa dekat, merasa diawasi, hingga apapun yang kita lakukan menjadi terkontrol dan memiliki nilai positif di pandangan Allah Ta'alaa. Jika kita terkadang merasa diabaikan manakala sulit mencari telinga yang mampu menampung segala resah dan masalah yang sedang dialami, maka sesungguhnya telinga Allah akan selalu ada dan setia setiap saat mendengar keluh kesah hambaNya. Karena fitrah manusia adalah berkeluh kesah dan sebaik-baik berkeluh kesah hanyalah pada Allah. Allah yang tak akan pernah bosan men- dengarkan hambaNya yang meminta sebanyak apapun. Firman Allah Ta'alaa, "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan" (Q.S Al-Fatihah [1]: 5)

PERAN DAN FUNGSI MASJID DALAM ISLAM

Kata "masjid" dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 28 kali dalam Al-Quranul Karim. Berasal dari akar kata: sajada-yasjudu-sujudan, yang secara etimologis berarti tunduk, patuh dengan mengakui segala kekurangan, kelemahan dihadapan Yang Maha Kuasa dan Sempurna. Rasulullah SAW berkata dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim: “Yang paling dekat keadaan salah seorang diantara kamu dari Tuhannya adalah ketika ia sujud.”
     Jika sujud adalah situasi dan posisi seorang hamba yang paling dekat dengan Tuhannya, maka masjid (nama tempat) secara bahasa berarti: tempat atau wahana seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala (taqarrub). Taqarrub adalah merupakan misi/sasaran inti dari ibadah. Maka, masjid secara etimologis adalah tempat untuk mendekatkan diri pada Allah Ta`ala, disamping ia juga adalah sebagai pusat ibadah, baik mahdhah maupun ghairu mahdhah.
   

Sejarah Pondok Pesantren Suryalaya

Pondok Pesantren Suryalaya dirintis oleh Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad atau yang dikenal dengan panggilan Abah Sepuh, pada masa perintisannya banyak mengalami hambatan dan rintangan, baik dari pemerintah kolonial Belanda maupun dari masyarakat sekitar. Juga lingkungan alam (geografis) yang cukup menyulitkan.

Namun Alhamdullilah, dengan izin Allah SWT dan juga atas restu dari guru beliau, Syaikh Tholhah bin Talabudin Kalisapu Cirebon semua itu dapat dilalui dengan selamat. Hingga pada tanggal 7 Rajab 1323 H atau 5 September 1905, Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad dapat mendirikan sebuah pesantren walaupun dengan modal awal sebuah mesjid yang terletak di kampung Godebag, desa Tanjung Kerta. Pondok Pesantren Suryalaya itu sendiri diambil dari istilah sunda yaitu Surya = Matahari, Laya = Tempat terbit, jadi Suryalaya secara harfiah mengandung arti tempat matahari terbit.

Riwayat Singkat KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom)


Abah Anom
KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin yang dikenal dengan nama Abah Anom, dilahirkan di Suryalaya tanggal 1 Januari 1915. Beliau adalah putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, dari ibu yang bernama Hj Juhriyah. Pada usia delapan tahun Abah Anom masuk Sekolah Dasar (Verfolg School) di Ciamis antara tahun 1923-1928. Kemudian ia masuk Sekolah Menengah semacan Tsanawiyah di Ciawi Tasikmalaya. Pada tahun 1930 Abah Anom memulai perjalanan menuntut ilmu agama Islam secara lebih khusus. Beliau belajar ilmu fiqih dari seorang Kyai terkenal di Pesantren Cicariang Cianjur, kemudian belajar ilmu fiqih, nahwu, sorof dan balaghah kepada Kyai terkenal di Pesantren Jambudipa Cianjur. Setelah kurang lebih dua tahun di Pesantren Jambudipa, beliau melanjutkan ke Pesantren Gentur, Cianjur yang saat itu diasuh oleh Ajengan Syatibi.

Riwayat Singkat Syaikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad

Syaikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad atau yang biasa di panggil Abah Sepuh, lahir tahun 1836 di kampung Cicalung Kecamatan Tarikolot Kabupaten Sumedang (sekarang, Kp Cicalung Desa Tanjungsari Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya) dari pasangan Rd Nura Pradja (Eyang Upas, yang kemudian bernama Nur Muhammad) dengan Ibu Emah. Beliau dibesarkan oleh uwaknya yang dikenal sebagai Kyai Jangkung. Sejak kecil, beliau sudah gemar mengaji/mesantren dan membantu orang tua dan keluarga, serta suka memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Setelah menyelesaikan pendidikan agama dalam bidang akidah, fiqih, dan lain-lain di tempat orang tuanya. Di Pesantren Sukamiskin Bandung beliau mendalami fiqih, nahwu, dan sorof. Beliau kemudian mendarmabaktikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat dengan mendirikan pengajian di daerahnya dan mendirikan pengajian di daerah Tundagan Tasikmalaya. Beliau kemudian menunaikan ibadah Haji yang pertama.

Menjadi Taqwa Yang Sebenarnya


Kata taqwa, diambil dari akar kata waqaya, yang artinya menjaga, memelihara, melindungi, menyelamatkan dan lain-lain. Kata taqwa adalah masdar dari ittaqaa, yang artinya sikap hidup atau sikap mental seseorang yang selalu berhati-hati dalam setiap tindakannya, terus menerus menjaga sikap dan tingkah lakunya dalam setiap kondisi. Adapula yang mengartikan taqwa  sebagai “takut” kepada (siksa) Allah, dengan harapan agar seseorang mau mentaati segala perintah Allah. 
Allah berpesan kepada kita sebagai hambaNya, agar  menjadi orang yang benar-benar bertaqwa hingga akhir hayat. Hanya dengan bertaqwalah kita akan terpelihara, terlindungi, terselamatkan dan terjaga sikap dan perilaku dari perbuatan yang tidak baik dalam menjalani dinamika kehidupan yang beraneka ragam ini.

Sabtu, 21 April 2012

PROPOSAL PEMBANGUNAN MASJID

Assallamu'alaikum Wr. Wb.

Kami mengajak siapa pun para donatur yang hendak membantu dengan menyisihkan sebagian rezqinya, tenaga atau pun fikirannya demi kelancaran pembangunan mesjid ini untuk konfirmasi terlebih dahulu melalui :
Bapak Aking SK., SE di Nomor telepone 0225230523
atau dapat berkomunikasi dengan admin blog melalui blog, facebook, atau email di : teha.nanda@gmail.com / masjid.baiturrohman@ymail.com.
bila memiliki keinginan untuk mengirimkan hartanya via rekening Bank kami akan menyampaikan secara pribadi melalui media komunikasi tersebut diatas, demi keamanan dan kenyamanan semua pihak.

terima kasih atas kebaikan HAMBA-HAMBA ALLAH YANG SHOLEH.

Jazzakumullohu khoeron katsiro.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

PROPOSAL PEMBANGUNAN MASJID


Nomor                         : 015/DKM BR/IV/2012                                 Kepada
Perihal                         : Proposal Pembangunan Masjid                  Yth. Bapak/Ibu/Sdr/I……
                                                                                                            Di
                                                                                                            Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji serta syukur marilah kita panjatkan ke khadirat Allah SWT., yang telah memberikan nikmat kepada kita, semoga kita semua mendapatkan nikmat yang berlimpah dari-Nya.

Rahmat serta salam hanya terlimpah bagi Nabi akhirul zaman Rasululloh Muhammad SAW., beserta keluarganya, para sahabatnya dan semoga kita mendapatkan limpahan safa’at darinya, Amin ya robbal ‘alamiin.