Oleh: Jalaluddin Rakhmat
Rasulullah itu adalah orang yang sangat dicintai oleh para
sahabatnya, umumnya para sahabat mencintai Rasulullah Saw, walau ada
sebagian sahabat yang diam-diam membenci Rasulullah. Tetapi mayoritas
sahabat itu sangat mencintai Rasulullah Saw.
Pernah suatu malam Rasulullah mendengar suara beberapa orang di luar
kamarnya, Rasulullah menegur: “Kenapa kalian berkumpul di sini?” lalu
mereka menjawab: “Ya Rasulullah, kami tidak bisa tidur khawatir ketika
kami tidur nanti, orang-orang kafir datang dan membunuhmu.” Mereka
sukarela menjadi satpam Rasulullah Saw, datang sendiri, tidak dibayar.
Tetapi Rasulullah Saw mengatakan, “Tidak, Allah melindungi aku,
pulanglah kamu ke tempat kamu masing-masing.”
Ada seorang pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke
pasar, dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai
Rasulullah keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan
salam lalu memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu saat
setelah dia ketemu Rasululllah dia pergi, lalu tak lama kemudian balik
lagi dari pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin,
“Saya ingin melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut tidak bisa
melihat engkau setelah ini.” Dan Rasulullah mengizinkannya.
Kemudian, setelah kejadian itu Rasulullah tidak pernah melihat lagi
tukang minyak wangi itu. Disuruhnya sahabatnya pergi melihat, ternyata
ia sudah meninggal dunia tidak lama setelah dia pergi dari pasan dan
memandang wajah Rasulullah Saw itu. Lalu kata Rasulullah Saw:
“Kecintaannya kepadaku akan menyelamatkan dia di hari akhirat.”
Ada lagi seorang sahabat Rasulullah bernama Abu Ayyub Al-Anshari.
Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau beristirahat dahulu di
pinggiran kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua
tingkat, Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di
bawah. Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak bisa tidur karena
mereka takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah
kayu menahan dirinya untuk tidak bergerak. Mereka takut kalau bergerak,
nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah
Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu
Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang
tulus dari Abu Ayub.
Dalam perang Uhud, ketika kaki Rasulullah terluka, ada seorang
sahabat melihatnya lalu mengejar Rasulullah. Dia pegang kaki itu lalu
dia bersihkan luka itu dengan jilatannya. Rasulullah kaget lalu berkata,
“Lepaskan! Lepaskan!” Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah, aku
tidak akan melepaskannya sampai luka ini kering!”
Ada lagi seorang sahabat, yang setelah Rasulullah meninggal dunia,
membanggakan mulutnya yang tidak ada gigi lagi. Saat perang Uhud itu
juga, Rasulullah cedera karena rantai pelindung kepalanya menusuk
pipinya. Lalu seorang sahabat menarik rantai itu dengan giginya, tapi
sebelum rantai itu keluar, seluruh giginya rontok. Dia bangga bahwa
giginya itu berjatuhan karena membela Rasulullah yang dicintainya.
Sehingga menjadi satu kebahagiaan tersendiri. Ini, sekali lagi masalah
cinta, dan cinta itu selalu tidak wajar.
Ada satu contoh lagi kecintaan orang kepada Rasulullah Saw. Menjelang
suatu peperangan, Rasulullah sedang membariskan pasukannya karena
Rasulullah selalu merapikan barisan pasukannya. Ternyata ada seorang
sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar, selalu perutnya itu
berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah lewat dan memukul perutnya
itu agar dirapikan dengan barisan. Lalu sahabat itu memandang Rasulullah
dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam,
kenapa kau sakiti perutku?” Lalu Rasulullah turun dari kudanya, dan
menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukullah aku! Sebagai
qishas atas kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata: “Tapi engkau pukul
langsung kepada kulit perutku.” Lalu Rasulullah segera membuka
pakaiannya, tiba-tiba sahabat itu memeluk Rasulullah dan mencium
perutnya. Rasulullah kaget dan berkata: “Ada apa denganmu?” Sahabat itu
menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh, mungkin ini
adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin sebelum meninggal
dunia, sempat mencium perutmu yang mulia.”
Dan sahabat itu kemudian gugur di medan perang setelah mencium perut
Rasulullah Saw. Rupanya ini hanya strategi dia agar bisa mencium perut
Rasulullah Saw.
Kelak, setelah Rasulullah meninggal dunia, kecintaan para sahabat itu
diungkapkan dengan kerinduan yang luar biasa kepada Rasulullah Saw.
Bilal yang selalu adzan semasa hidup Rasulullah tidak mau beradzan
lagi setelah wafat Rasulullah karena Bilal tidak sanggup mengucapkan
“Asyhadu anna Muhammad Rasululah” karena ada kata-kata Muhammad di situ.
Tapi karena desakan Sayyidah Fatimah yang saat itu rindu mendengar
suara adzan Bilal, dan mengingatkan beliau akan ayahnya. Bilal akhirnya
dengan berat hati mau beradzan. Saat itu waktu Subuh, dan ketika Bilal
sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Bilal tidak
sanggup meneruskannya, dia berhenti dan menangis terisak-isak. Dia turun
dari mimbar dan minta izin pada Sayyidah Fatimah untuk tidak lagi
membaca adzan karena tidak sanggup menyelesaikannya hingga akhir. Ketika
Bilal berhenti saat adzan itu, seluruh Madinah berguncang karena
tangisan kerinduan akan Rasulullah Saw.
Mengapa Rasulullah dirindukan atau dicintai? Itu bukan hanya karena
Allah SWT membuka hati mereka untuk rindu, tetapi karena akhlak
Rasulullah yang menarik kecintaan mereka. Dan akhlak itu adalah Sunnah.
Sekiranya kita mencontoh akhlak beliau ini, pasti kitapun akan dicintai
oleh banyak manusia. Tentu tidak oleh semua manusia, karena Rasulullah
juga tidak dicintai oleh sem ua manusia, tidak dicintai oleh semua
sahabat dan tidak dicintai oleh semua makhluk. Tapi sekiranya kita
mempraktekkan akhlak Rasulullah itu dalam pergaulannya dengan orang
banyak, pasti kitapun akan menjadi manusia, yang dicintai oleh
kebanyakan umat manusia.
*Potongan dari Ceramah yang disampaikan pada Pengajian Lebak Bulus 8 Mei 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon mengisi Komentar karena kritik, saran & komentar sangat kami butuhkan...